![]() |
Tim YGSI Lombok Bersama Kepala Dinas P3AKB Saat Melakukan Rapat Koordinasi Di Rupatama 2 Kantor Bupati. Selasa, (25/03). |
Lombok Timur - Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur. Bertempat di Rupatama 2 Kantor Bupati. Selasa , (25/03) menghadirkan beberapa OPD terkait diantaranya, Dinas P3AKB, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Sosial, Kemenag Lotim, Dinas PMD dan perwakilan beberapa Desa sasaran YGSI.
Rangkaian kegiatan Pertemuan adalah melakukan Koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur bertujuan untuk meng Update capaian Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur melalui OPD terkait berdasarkan tupoksi masing-masing dalam upaya pencegahan kekerasan seksual dan pencegahan perkawinan anak.
Disamping membangun koordinasi dan memperkuat peran stakeholders dalam pencegahan dan penanganan permasalahan anak di desa dan satuan pendidikan.
Sehingga diharapkan outputnya Pemerintah daerah berkomitmen untuk melaksanakan musrenbang khusus anak tingkat desa maupun tingkat Kabupaten.
Pemerintah daerah juga diharapkan berkomitmen untuk mengimplementasikan Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksual (PKRS) di sekolah.
![]() |
Kepala DP3AKB Lotim H.Ahmat dalam sambutannya menyampaikan sepakat dengan YGSI yakni mendorong Pemerintah daerah agar mengadakan Musrenbang Anak di Tingkat Kabupaten lalu berlanjut ke Tingkat Desa. Ini dirasa sangat penting sebagai upaya mencegah terjadinya Perkawinan anak di Desa desa yang notabene belum banyak mendapatkan edukasi tentang bahaya Perkawinan anak tersebut.
"Agar penganggaran bisa tepat sasaran dan ada yang menyuarakan permasalahan anak - anak hingga ke tingkat bawah, maka kami dorong diadakan", ungkapnya.
H. Ahmat menyampaikan terimakasih kepada YGSI karena keberadaannya sangat membantu untuk mengurangi angka perkawinan anak di Lombok Timur.
Sebelumnya, Safrudin, District Coordinator Lombok keberadaan YGSI menyampaikan, memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak ada lagi perkawinan dini dengan melibatkan banyak stakeholder seperti Pemerintah Desa, Tokoh Agama dan Tokoh Adat selaku aktor Power of youth adalah misi YGSI.
Namun, peran YGSI ini tidak akan bisa optimal tanpa dukungan Pemerintah Daerah melalui OPD Terkait dalam memberikan upaya upaya sesuai tupoksinya guna mencegah kekerasan dan Perkawinan anak.
"Capaian program yang kami dapat dengan model edukasi sudah mulai terlihat walaupun kemampuan kami baru bisa menyasar 2 Kecamatan di Lombok Timur. Seperti menurunkan angka perkawinan anak di beberapa desa yang sebelumnya berdasarkan data kami banyak di temukan perkawinan anak", ungkapnya.
Safrudin menambahkan, Desa Menceh Greneng Timur dan Desa Jerowaru adalah jawaban atas upaya sosialisasi dan edukasi yang dilakukan di Tahun 2024 lalu. Berdasarkan data YGSI, sebelumnya di 3 desa tersebut mencatat telah banyak menggeser angka perkawinan anak atau sudah mulai berkurang.

Mustiaji Amiruddin, Kepala Bidang ( Kabid) SMP Dinas Dikbud Lotim menyampaikan upaya Upaya yang dilakukan YGSI perlu ditularkan ke satuan pendidikan dengan menelurkannya kedalam materi pembelajaran di sekolah.
"Ini dibisa disisipkan dalam materi pelajaran anak anak, sehingga bukan hanya proses reproduksi yang di ajarkan. Akan tetapi para peserta didik juga harus mendapatkan pemahaman akan dampak negatif dari proses reproduksi tersebut ", urainya.
Saat ini lanjut Mustiaji, YGSI juga sudah menambah intervensi pada beberapa satuan pendidikan di Lombok Timur. Diharapkan hal itu bisa menjadi barometer yang baik bagi sekolah - sekolah lain yang belum menjadi sekolah intervensi. Sehingga kedepan kekerasan dan Perkawinan anak bisa terus di minimalisir.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Lotim H. Suroto mengatakan dalam beberapa kegiatan, pihaknya memang sering dihadapkan dengan permasalahan atau persoalan anak dengan aneka basic permasalahan. Namun sesuai tupoksinya, Dinas Sosial lebih kepada bagaimana memberikan solusi berupa bantuan dari sisi ekonomi bukan pada edukasinya.
Sehingga lanjut H.Suroto diharapkan orang tua atau wali siswa lebih komunikatif menggali permasalahan yang di alami anak anak yang riskan dengan kekerasan anak dan perkawinan anak. Mengingat, dari hasil temuan di lapangan, pihaknya ternyata banyak menemukan anak - anak yang masih terbilang usia dibawah umur tunggal hanya bersama neneknya atau dititipkan oleh orang tuanya ke keluarganya.
"Orang tua harus bisa lebih dekat dengan anak anaknya, jangan lepas kontrol, itu yang paling penting, karena semestinya orang tua itu lebih paham dengan kondisi anaknya", terangnya
Kegiatan koordinasi YGSI dan beberapa OPD Ini ditutup dengan penandatanganan nota kesepahaman antara beberapa OPD terkait dan tim YGSI Lombok. (Yt)
No comments:
Post a Comment