DurasiNTB

Lugas & Fakta

Iklan

terkini

Upaya Tekan Kekerasan Seksual Dan Perkawinan Anak, Dinas Dikbud Dukung Program YGSI.

Wednesday, February 26, 2025, February 26, 2025 WIB Last Updated 2025-02-27T12:56:49Z
Kadis Dikbud Lotim, Izzuddin Di Dampingi Tim YGSI dan Kabid SMP Mustiaji Amiruddin Di SMP 1 Selong. Kamis, (27/02/2025).


Lombok Timur - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lotim menggandeng Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI). Kegiatan sosialisasi yang dilakukan dalam rangka  upaya mengurangi resiko kekerasan sosial dan perkawinan anak ini berlangsung di SMPN 1 Selong. Kamis, (27/02/2025). 



Kepala Dinas Dikbud Lotim Izzuddin, S.Pd. dalam sambutannya menyampaikan mendukung penuh program yang digagas YGSI. Program ini dinilai tepat mengingat jika belajar dari beberapa pemberitaan tentang kasus kekerasan dan Pernikahan dibawah umur yang terjadi belakangan ini rata -  rata menyasar anak anak di Tingkat SMP/SLTP sederajat.



"Ini program yang sangat positif untuk anak anak kita yang baru masuk usia remaja, agar mereka paham bagaimana menjaga dan memelihara organ reproduksinya karena menyangkut dengan masa depan mereka", ungkapnya.



Disamping itu lanjut Izzuddin, program ini dinilai positif bagi para pelajar perempuan, agar dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik perempuan bisa menjaga fitrah dirinya. Serta tidak mudah bergaul dengan sembarang orang guna menghindari hal hal yang tidak diinginkan. 



"Kalau saya melihat lebih kepada esensi dari program ini yakni edukasi kesehatan reproduksi guna meminimalisir terjadinya tindak kekerasan seksual terhadap anak", imbuhnya .




Namun, kata Izzuddin tidak bisa hal itu akan berjalan sesuai harapan tanpa peran aktif masyarakat sebagai orang tua siswa. Diharapkan melalui edukasi di setiap sekolah, orang tua atau wali murid juga bisa mengambil peran pengawasan saat anak anak sedang berada di luar jam sekolah. Selain itu peran tokoh agama juga diperlukan untuk sesekali waktu dalam setiap pengajian membahas juga tentang edukasi bahaya pergaulan bebas.



"Disini tetap dibutuhkan peran serta orang tua dalam mengawasi segala aktivitas anak anak kita di rumah atau saat sedang di luar rumah, selain juga peran tokoh tokoh agama melalui pengajian", terangnya.



Izzuddin berharap dengan dihadirkannya puluhan kepala sekolah dalam kegiatan YGSI ini bisa bersinergi dengan orang tua atau wali murid. Sehingga kekerasan seksual dan pernikahan dini yang kerap terjadi sebelum sebelumnya bisa di minimalisir.



"Mudah mudahan ini adalah usaha dan ikhtiar kita dalam mengurangi kekerasan seksual di Sekolah. Tentu sekarang tugas bapak ibu kepala sekolah yang meneruskan ke orang tua atau wali murid di masing - masing satuan pendidikan ", pintanya.



Field Officer YGSI Samsul Hadi  kepada media DurasiNTB.com menyampaikan fokus kegiatan adalah bagaimana memberikan pendidikan reproduksi terhadap anak sekolah. Terutama yang masih SMP karena dari data yang diperoleh YGSI, tingginya permasalahan anak di desa maupun di sekolah terutama soal perkawinan anak disebabkan karena anak - anak masih tabu tentang kondisi tubuh mereka saat mengalami Pubertas.




"Sesuai arahan dari pihak Dinas (Dikbud Lotim_red),  kita mengumpulkan 50 Kepala SMP yang rencananya dari Dinas akan mengimbaskan ke implementasi PKRS di Lombok Timur", terangnya.


Sebelumnya, kata Samsul , YGSI telah melakukan pendampingan kepada 4 (empat) sekolah, 2 sekolah yang didampingi  dibawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lotim yaitu SMP 1 dan SMP 5 Jerowaru. Kemudian ditahun ini YGSI menambah pendampingan di 4 (empat) Sekolah lainnya yaitu SMP 1 Labuhan haji, SMP 1 Suralaga, SMP 6 Masbagik dan SMP 3 Pringgabaya.


YGSI mengaku banyak di temukan dilapangan bahwa anak anak yang kawin dini disebabkan karena mereka tidak tau perubahan yang akan terjadi dalam dirinya. Apa yang akan dilakukan setelah perkawinan itu? sehingga mereka memakai sistem coba - Sehingga YGSI mencoba mengedukasi para anak anak remaja agar bisa mengenal perubahan dalam dirinya baik secara fisik maupun mental.


"Itulah penyebabnya mengapa banyak ditemukan pernikahan dini atau perkawinan di usia anak anak. Dan itu tidak jarang dalam kondisi hamil, dan yang lebih rentan terjadi pada perkawinan anak adalah anak perempuan", urainya.



Saat ini, program edukasi reproduksi  yang diberi nama Power to  Youth (PtY) yang digagas Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) baru terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur.




Program ini diselenggarakan selama lima tahun (2021-2025) dengan bantuan pendanaan dari Kementerian Luar Negeri Belanda. 



Tujuan program ini adalah mendorong para remaja atau kaum muda dan perempuan muda agar berdaya dalam bernegosiasi, menyuarakan hak-haknya di ruang publik, dan dapat mandiri dalam mengambil keputusan terhadap dirinya sendiri, serta dapat melindungi dirinya dari praktek praktek berbahaya kesehatan reproduksi. 



"Di Kabupaten Lombok Timur, Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas (PKRS) telah diimplementasikan di 4 sekolah sebagai pilot projek sejak tahun 2022 lalu", terangnya .



Selama implementasi lanjut Samsul, kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala oleh YGSI guna memotret capaian implementasi PKRS di sekolah, khususnya capaian pembelajaran PKRS yang melibatkan guru dan siswa. 



"Berdasarkan hasil monev pembelajaran PKRS di Lombok Timur pada 2024 yang dilakukan oleh YGSI menunjukan bahwa 957 siswa/siswi kelas 7 dan 8 yang tersebar di 4 sekolah intervensi mengalami peningkatan pengetahuan dan pemahaman kesehatan reproduksi dan seksualitas setelah mendapatkan edukasi dari guru PKRS", bebernya.



Hal itu dinilai sebagai capaian yang menggembirakan. Namun, identifikasi capaian dan tantangan implementasi PKRS di sekolah dari sisi kebijakan pendukung dan peran stakeholders belum dapat teridentifikasi. 



Oleh karena itu, YGSI merasa penting melakukan monitoring dan evaluasi capaian implementasi PKRS tidak hanya pada konteks pembelajaran PKRS di sekolah, tetapi juga penting melihat aspek kebijakan pendukung, peran stakeholders, dalam mendukung implementasi PKRS di sekolah, termasuk Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama.



"Harapan kami ketika kita sudah bisa berkolaborasi, dengan beberapa jam edukasi tentang kesehatan reproduksi kami rasa akan mampu mengurangi permasalahan terkait perkawinan anak di Lombok Timur", tandasnya. 


Kegiatan dihadiri 50 Kepala SMP Se - Lombok Timur, Kabid SMP Dinas Dikbud dan Tim YGSI Lombok Timur.(Yt)






Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Upaya Tekan Kekerasan Seksual Dan Perkawinan Anak, Dinas Dikbud Dukung Program YGSI.

No comments:

Post a Comment

Terkini

Topik Populer

Iklan