![]() |
Diskusi Panel FJLT Menghadirkan Kabesbangpoldagri, Kadis PMD Lotim dan Puluhan Kepala Desa. Di Lesehan Elen.Sabtu, (22/02). |
Lombok Timur - Puluhan wartawan yang tergabung dalam Forum Jurnalis Lombok Timur (FJLT) menggelar diskusi Panel mengambil tema 'Sinergi FJLT dalam Upaya Mitigasi Faham Ekstrimisme Berkembang Biak Di Lombok Timur'. Acara yang digelar di salah satu Lesehan di Kecamatan Selong pada Sabtu, (22/02) menghadirkan Puluhan Kepala Desa dan Lurah.
Rusliadi, Ketua FJLT dalam sambutannya meminta kepada semua Kepala Desa yang hadir untuk tidak sungkan didatangi wartawan.
"Sejatinya Kami ini pemburu berita bukan pembuat petaka, jadi kami mohon kepada semua Kepala Desa untuk bersinergi", tandasnya.
Sementara itu Kepala BakesbangPoldagri Lombok Timur Drs.Mustafa selaku pembicara menyampaikan tema yang diusung searah atau sejalan dengan visi misi Bupati - Wakil Bupati terpilih saat ini yang mengusung jargon 'SMART'.
"Tema diskusi kita hari ini sejalan dengan salah satu visi Kepala Daerah kita yakni bagaimana kita bisa menjaga keamanan agar daerah kita aman dari ancaman faham Ekstrimisme di masyarakat ", urainya.
Mustafa menjelaskan hadirnya Kepala Desa dalam kegiatan diskusi dinilai sangat penting karena terkait bagaimana faham ekstrim bisa di minimalisir dengan melakukan antisipasi dini melalui peningkatan pengawasan.
"Kalau ada hal hal yang berbau intoleran, mohon di atensi laporkan kepada kami dan APH, demi keamanan wilayah kita masing-masing", pintanya.
Ada beberapa langkah lanjut Mustafa salah satunya lewat sosialisasi, seperti sosialisasi bahaya Narkoba. Dibutuhkan sosialisasi dari bawah, dari akar rumput dengan menyentuh masyarakat langsung. Bakesbang Poldagri juga membuka ruang bagi setiap Kepala Desa agar mengadakan sosialisasi atau workshop.
Untuk pemberdayaan masyarakat, Mustafa meminta melalui bantuan desa yang disalurkan lewat UMKM bisa menyentuh masyarakat terutama para remaja sehingga tidak terjerumus kepada Konsumsi Narkoba. Ketiga dengan terbentuknya Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) yang sudah dibentuk sebagai upaya awal mengantisipasi paham ekstrim di tingkat Kabupaten dan Kecamatan. Diharapkan bisa di teruskan ke masing - masing desa.
"Mudah mudahan ada desa yang membentuk FKDM sebagai perpanjangan tangan Kepala Desa yang bisa diteruskan kek kami, karena ini sangat perlu di buat untuk menyampaikan segala bentuk informasi", katanya.
Drs.Salmun Rahman, Kepala Dinas PMD selaku pembicara menyampaikan rasa aman adalah sebuah kebutuhan. Namun tentu tidak mudah karena harus dibina dari akar rumput dengan menanam paham positif di masyarakat dengan beragam paham.
"Jika masyarakat yang hidup bersama kita terpapar paham radikal akan sangat berdampak kepada Desa yang ditempati. Karena susah mengikuti atau menerima pandangan orang lain", urainya.
Ia menyebut, jika ada masyarakat terpapar paham radikal atau paham intoleran, maka sulit tujuan pembangunan desa akan berjalan lancar.
"Bagaimana akan sejahtera kalau masyarakat kita ada yang intoleran, ada yang mudah di pengaruhi kaum ekstrimisme, jadi saya minta semua kades lebih mengayomi masyarakat tanpa pandang bulu", tegasnya.
Jangan di abaikan dan jangan berlaku tidak adil karena pembangunan desa bukan hanya untuk kelompok tertentu tapi untuk semua agar semua merasa terayomi.
Sumber daya sosial seperti musyawarah dan semangat gotong royong lanjut Salmun Rahman adalah roh keberlanjutan pembangunan di desa. Sehingga guna menakar paham Ekstrimisme, dibutuhkan sikap persuasif dengan mendatangi langsung yang bersangkutan.
"Kalau ingin Desa kita maju, semua kita harus kompak ", tutupnya.
Lurah Pancor Kecamatan Selong dalam sesi tanya jawab menyampaikan ekstrimisme adalah ideologi yang tumbuh dan berkembang dengan sendirinya. Sehingga dibutuhkan upaya untuk meng counter masyarakat dengan melakukan kolaborasi kepada masyarakat yang memiliki pemahaman konsep yang berbeda.
Seperti adanya pengerusakan tempat ibadah misalnya , karena beda pemahaman dalam konteks ibadah. Sehingga upaya yang dilakukan untuk menyatukan kedua pihak guna menciptakan rasa aman adalah dengan melakukan koordinasi dan kolaborasi.
"Sebagai contoh Hari Raya Kurban, disana kami bisa menyatukan semua, termasuk pada pembangunan sekolah Paud atau TK. Itu upaya yang kami lakukan", bebernya.
Kepala Desa Kembang Kerang dalam sesi tanya jawab meminta kepada semua pihak untuk meredam pemberitaan yang merugikan wilayah. Akurasi dan keberimbangan berita dibutuhkan agar investor tidak ragu untuk investasi di Lombok Timur.
"Bagaimana investor akan datang sementara pemberitaan yang beredar negatif, korupsi terutama, mari kita belajar dari Provinsi Bali yang sangat menjaga pemberitaan - pemberitaan negatif dengan menggandeng semua media", tegasnya.
Lurah Suryawangi menyampaikan Narkoba dan Pergaulan Bebas sangat riskan di Desa Suryawangi. Sehingga ia dalam waktu dekat akan melakukan sosialisasi kepada Togatoma menghadirkan Bakesbangpoldagri dan perwakilan APH. Sehingga Pergaulan bebas dan kasus narkoba bisa di minimalisir.
"Apa yang menjadi masukkan bapak - bapak kepala Desa menjadi atensi kami untuk kita eksekusi bersama", tukas Kabespoldagri Lotim Mustafa.(Yt).
No comments:
Post a Comment