L
Photo Nara Sumber Widiyanto Bersama Komisioner Bawaslu Lotim, Senin, (05/08/2024). |
Lombok Timur - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Lombok Timur menggelar kegiatan Sosialisasi Pengawasan Partisipatif Berbasis Media pada Pilkada Serentak 2024 dengan dihadiri awak media berbagai media massa cek dan online bertempat di Erlina Hotel, Selong. Senin (5/8/2024).
Kordiv Hukum dan Penyelesaian Sengketa, Syamsul Hadi, dalam sambutannya mewakili Ketua Bawaslu yang berhalangan hadir memaparkan dalam pengawasan partisipatif, Bawaslu memakai prinsip hindari kejelekan agar menjadi kebaikan, karena apapun dinamika dalam pilkada 2024, Semua berharap berjalan dengan lancar dan tidak terjadi hal yang tidak dinginkan.
"Kita semua berharap perjalanan Pilkada serentak 2024 berjalan dengan baik, lancar dan aman, serta sukses," harap orang yang familiar dipanggil Gus Chunk ini.
Ia menyampaikan dalam pengawasan partisipatif semua pihak diharapkan bisa ikut berpartisipasi sehingga semua terlibat dalam pengawasan Pilkada 2024 mendatang.
"Termasuk didalamnya saat ini kami mengundang teman media karena mempunyai peran penting dalam penyampaian informasi pada publik," pintanya.
Sementara itu, Kordiv Pencegahan, Jauhari Marjan berharap semua pihak dapat membantu Bawaslu dalam mengawasi proses pilkada yang akan dihelat November mendatang sesuai dengan caranya masing-masing. Seperti yang dilakukan media dalam memberikan informasi pada masyarakat, ada beberapa kasus yang ditangani oleh Bawaslu itu bersumber dari informasi media.
"Kerja Bawaslu pun tidak bisa diketahui publik tanpa ada peran serta media," pungkasnya.
Dikesempatan itu, Bawaslu Lombok Timur menghadirkan Widianto salah satu Jurnalis senior Lombok Timur sebagai narasumber, Kak Widi sapaan akrabnya mengungkap keterlibatan Media menjadi sangat penting dalam mensosialisasikan program Bawaslu karena keberadaannya sekaligus sebagai pengawas partisipatif.
Lebih lanjut di sampaikan, sadar tidak sadar karya jurnalis yang disuguhkan ke publik melalui masa baik cetak maupun online akan membentuk opini publik, karena itu, fungsi media itu menjembatani penyelenggara untuk mensosialisasikan tahapan pemilu pada publik.
"Semua yang kita lakukan terkait pemberitaan pemilu secara tidak sadar itu sudah ikut berpartisipasi mensosialisasikan pemilu," terang Kak Widi.
Bila pun ada yang pelanggaran pemilu lanjut Kak Widi, tetapi masyarakat tidak bisa menyampaikan yang dialami, Sehingga melalui media diberitakan dan sampai berita itu ke pihak terkait, itu sudah masuk dalam pengawasan partisipatif.
"Kita ini menjembatani publik dengan penyelenggara," bebernya.
Diterangkannya, Pemilu yang ideal itu Pemilu yang luber dan jurdil dilakukan oleh penyelenggara yang berintegritas. Selanjutnya semua informasi bisa disaring dan ditindaklanjuti. Mengingat semua informasi yang disuguhkan melalui media sosial itu tentu akan diuji akurasi dan objektivitasnya oleh publik dengan berbagai refrensi media.
Tingkat kepercayaan publik pada media imbuh Kak Widi terbilang sangat tinggi. Oleh karenanya dirasa perlu Bawaslu mengajak pada awak media untuk menghadirkan pemberitaan yang kondusif dan membangun.
"Publik masih kurang percaya bila hanya masih dipublikasi oleh orang di facebook, Tapi jika sudah rilis dibeberapa media, maka publik akan percaya akurasi dan objektivitasnya," pungkasnya. (red)
No comments:
Post a Comment