DurasiNTB

Lugas & Fakta

Iklan

terkini

Minta Direktur RSUD Soedjono Selong Di Copot Dari Jabatannya. Ketua FRB Lotim Urai Alasannya.

Thursday, July 25, 2024, July 25, 2024 WIB Last Updated 2024-07-26T16:35:00Z
Photo Eko Rahadi,SH. Ketua FRB Lombok Timur, Kamis (25/07/2024).


Lombok Timur - Buntut kasus meninggalnya Haerul Wardi, anak 7 tahun asal Kembang Kerang yang diduga akibat tidak mendapatkan perawatan semestinya oleh petugas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Soedjono Selong terus tuai kritikan dan minta Pj.Bupati Lotim agar Direkturnya diberhentikan.



Kritikan pedas kali ini  dilontarkan Ketua Forum Rakyat Bersatu (FRB), Eko Rahadi yang  menyampaikan sejak jabatan Direktur duduki dr.Hasbi Santoso, dari  pelayanan bukannya makin baik tapi malah dinilai merosot baik itu dari sisi pelayanan maupun dari sisi status kelas rumah sakit.



"Seharusnya pelayanan lebih baik, ini kok tambah merosot pelayanannya ke masyarakat miskin, ini sangat memalukan. Karena itu Pj Bupati Lombok Timur harus pecat direktur RSUD Soedjono," ketus Eko saat diwawancarai media ini. Kamis (25/7/2024).



Eko sapaan akrabnya juga menyentil kasus yang terjadi yang menyebabkan nyawa Haerul Wardi melayang. Ia menganggap dokter-dokter RSUD tidak mengutamakan kemanusiaan melainkan lebih kepada dokter bisnis.



"Bekerja di Rumah sakit itu harus ada jiwa sosial dan jiwa kemanusiaan bukan jiwa bisnis. Nah ini terjadi kerena mereka dipimpin oleh Direktur yang tidak tepat, karenanya sangat patut Direktur itu dipecat" ucap Eko.



Ia menambahkan untuk Kabupaten Lombok Timur yang bisa membuat nama baik dan mencoreng citra pelayanan publik itu sangat bergantung pada pelayanan Rumah Sakit.



"Coba lihat jika tidak punya BPJS lalu bilang pakai umum cepat dilayani, tapi kalau punya BPJS lambat ditangani," sindir Eko yang juga ketua Forum Masyarakat Desa (Formades) Lotim.



Diakuinya hal itu berdasarkan pengalaman pribadi saat anaknya beberapa waktu lalu sakit. Dikatakan Ia datang membawa anaknya ke RSUD sekitar jam 16.00 wita, tapi sampai jam 21.00 wita masih belum ditangani secara intensif hingga yang keliatan mata putih anaknya. 



Saking paniknya lanjut Eko melihat kondisi sang anak, ia berangkat dari rumah tergesa-gesa sehingga ia tidak lagi memikirkan kartu berobat.



"Namanya kita panik tapi mestinya pelayanan dulu, nanti jika keluarga membaik pikiran akan tenang, maka mau minta kartu apapun cepat di cari. Hingga saya ngamuk baru ditangani. Alhamdulillah anak saya sembuh dan sehat sampai sekarang. Namun sejak saat itu saya bakar BPJS saya,"  kenang Eko.



Berangkat dari peristiwa pahitnya kenangan pelayanan RSUD yang dialaminya itu, Eko menyampaikan dirinya saja yang bisa berkomunikasi dengan lancar masih bisa diperdayai. Apalagi yang dialami oleh nenek Almarhum yang kondisi sudah tua ditambah dengan ekonomi yang pas-pasan. 



"Karenanya saya siap mendampingi secara hukum bila keluarga Almarhum menuntut RSUD R Soedjono secara hukum, biar jelas dan terang," tegas Eko, yang juga berprofesi sebagai Pengacara tersebut.



Lebih lanjut, Eko mengatakan,  bila melihat Lombok Timur yang menyandang status UHC, sangat miris atau berbanding terbalik dengan pelayanan RSUD R Soedjono ini yang dinilai mencoreng citra Lombok Timur.



"Karena itu, Sekali lagi saya katakan pada Pj Bupati Lombok Timur untuk memecat direktur RSUD R Soedjono karena tidak bisa memberikan pelayan pada publik dengan baik sesuai fungsi yang sebenar-benarnya," tutup Eko.  (red)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Minta Direktur RSUD Soedjono Selong Di Copot Dari Jabatannya. Ketua FRB Lotim Urai Alasannya.

No comments:

Post a Comment

Terkini

Topik Populer

Iklan