Lombok Timur - Wakil Rektor IAIH Pancor Ajak Masyarakat Belajar dari Pendirian NBDI. Wakil Rektor Institut Agama Islam Hamzanwadi (IAIH) Pancor, Dr. H. Abdul Hayyi Akrom, M.MPd kepada media mengatakan, bahwa masyarakat sangat penting untuk mengambil inspirasi, spirit dan pelajaran dari pendirian dan keberadaan Madrasah Nahdhatul Banat Diniyah Islamiyah (NBDI) yang didirikan oleh pahlawan nasional asal Nusa Tenggara Barat – TGKH. Muhammad Zaenuddin Abdul Majid 81 tahun silam.
Di antara pelajaran penting dari pendirian madrasah NBDI adalah kepeloporan, kemajuan untuk perempuan, emansipasi perempuan, kesungguhan dalam perjuangan, kerja keras, tidak menyerah pada tantangan dan hambatan demi kemajuan bangsa.
Sebagaimana diketahui, madrasah NBDI adalah sekolah pertama sebagai wadah pendidikan yang diperuntukan untuk kaum perempuan di Pulau Lombok. Sejak pendirianya 21 April 1943, NBDI telah hadir memberikan yang terbaik bagi bangsa terutama untuk kemajuan perempuan Indonesia.
Oleh karena itu, tanggal 21 April 1943 lanjut Hayyi Akrom adalah bagian hari bersejarah bagi pendidikan kaum perempuan khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya. Pada konteks ke-Indonesiaan, tanggal 21 April diperingati sebagai hari Kartini. Hari emansipasi perempuan di Indonesia yang disematkan pada hari lahirnya Raden Ajeng Kartini di Jepara, Jawa Tengah.
Menurutnya, pendirian NBDI sendiri didirikan untuk memberikan pendidikan secara maksimal khusus bagi kaum perempuan ketika itu.
Oleh karenanya lahirnya NBDI dinilai sebagai realisasi kejeniusan ulama asal Lombok (TGKH. Zaenuddin Abdul Majid) yang kemudian menjadi kesadaran dan gerakan kolektif partisipasi perempuan di Indonesia.
Pada saat pendirian NBDI, kaum perempuan tidak memiliki ruang untuk menuntut ilmu dan masih jauh dari ilmu pengetahuan dan pendidikan. Pendidikan masih menjadi barang mewah dah hanya bagi kaum lelaki.
Situasi itu menjadi kegelisahan tersendiri bagi Pahlawan Nasional asal Nusa Tenggara Barat, TGKH. Muhammad Zaenuddin Abdil Majid. Di tengah keadaan yang masih penuh keterbatasan, dimana bangsa Indonesia belum merdeka.
Sosok TKGH. Zaenuddin Abdujl Majid menjadi pelopor pendirian madrasah pertama untuk kemajuan pendidikan kaum perempuan.
Lebih jauh disampaikannya, ujian dan tantangan pendirian NBDI tidak hanya datang dari kaum penjajah yang masih bercokol di Tanah Air ketika itu. Ujian dan tantangan juga datang dari kelompok bangsanya sendiri, bahwa dari tokoh-tokoh agama ketika itu yang memandang pendirian madrash khusus untuk kaum perempuan adalah sesuatu yang tabu di zaman itu. TGKH. Zaenuddin Abdul Majid sama sekali tidak gentar dengan segala rintangan dan hambatan yang datang.
Malah semakin kokoh dan bersemangat memberikan pendidikan terbaik bagi kaum perempuan.
Dari peristiwa pendirian NBDI 81 tahun silam, Wakil Rektor IAIH Pancor, Dr. H. Abdul Hayyi Akrom, M.MPd mengajak semua lapisan masyarakat untuk mengambil inspriasi dan spirit dari kepeloporan pendirian NBDI untuk bersama sama memajukan Tanah Air.
Lebih –lebih pada saat ini, di mana fasilitas dan teknologi yang banyak dapat digunakan sebagai instumen memajukan kehidupan bangsa dalam berbagai bidang kehidupan. Tidak lupa, kepada media, mewakili sivitas akademika IAIH Pancor, Dr. Hayyi Akrom menyampaikan selamat mengkaji dan mengambil inspirasi dari HUT 81 tahun Madrasah NBDI. (red)
No comments:
Post a Comment