Kepala Dinas Ketahanan Pangan drh.H.Achsan NS. Di Dampingi PKK saat Memberikan Pangan Tambahan Asupan Gizi Baduta Di Kantor Lurah Pancor. Jum'at (5/4/2024). |
Lombok Timur _ Tahun ini, Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Lotim ikut terlibat membantu penanganan Stunting. DKP bersama TP PKK Tahun anggaran 2024 ini meluncurkan program yang diberi nama "DEKAPAN PKK CANTING SRIKANDI" akronim dari Dengan Ketahanan Pangan Cegah Stunting Seribu Hari Kehidupan Dini . Atau seribu hari pertama kehidupan, merupakan fase kehidupan mulai terbentuknya janin saat kehamilan (270 hari) sampai bayi berusia 2 tahun ( 730 hari).
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Lotim drh.H.Achsan NS. saat ditemui Media ini di Kantor Lurah Pancor usai melaksanan Program perdana dihari pertama Pelayanan "DEKAPAN PKK CANTING SRIKANDI".
"Dimana fase ini disebut juga The Golden Age yaitu Periode Keemasan Bayi, artinya saat itu Stunting bisa terjadi, Stunting bisa dicegah dan diatasi, serta Stunting bisa dikoreksi. Momentum itu harus kita perhatikan untuk pencegahannya", bebernya Jum'at, (5/4).
drh.Achsan NS menjelaskan bahwa SRIKANDI adalah pondasi dasar penentu kesehatan dan kecerdasan anak dikemudian hari. Oleh karena itu, diperlukan perhatian Pemerintah, keluarga , generasi muda dan semua pihak yang ter konvergensi yang dapat membantu dan mengedukasi akan pentingnya asupan nutrisi yang bergizi pada anak Bayi Bawah Dua Tahun ( Baduta).
"Bagaimana caranya yaitu dengan memberi asupan makanan atau nutrisi yang cukup beragam bergizi seimbang dan aman", tambahnya.
Masih kata drh.H.Achsan, upaya yang dilakukan Pemerintah adalah dengan Intervensi Sensitif dan Spesifik. Stunting bukan hanya kegiatannya Dinas Kesehatan atau petugas kesehatan saja tapi tugas semua unsur Multi sektor, Multi disiplin ilmu dari semua stakeholder baik dari unsur pemerintah maupun non pemerintah seperti LSM, PT , Dunia Usaha, Media dan yang lainnya.
"Hal itu penting guna mendapatkan Perspektif yang sama dalam mengatasi Stunting sebagai upaya Konvergensi Stunting sangat diperlukan. Apalagi Pemerintah di tahun 2024 menargetkan jumlah stunting 14 persen saja", ucapnya.
PKK melalui Ketua TP PKK telah mengambil sebagian peran penanganan Stunting dengan melibatkan petugas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan dan Kelurahan/Desa untuk melakukan kegiatan Cegah Stunting.
"Kami dari DKP langsung merespon ajakan tersebut dengan melakukan DEKAPAN. yaitu Dekapan Canting Srikandi", tuturnya.
Selama dua bulan kedepan, DKP menyediakan komoditinya berupa kebutuhan akan pangan yang Beragam Bergizi Seimbang dan Aman. Program PMT diramu Dinas Kesehatan Lotim melibatkan PKK yang ikut melakukan pendampingan.
Peran DKP lanjut drh.H.Ahcsan, bukan hanya sampai disitu tapi juga melakukan Intervensi Sensitif dengan memberi bantuan tanaman penunjang gizi keluarga melalui Program B2SA berupa pemanfaatan lahan pekarangan rumah KPM Stunting.
Dengan tujuan, pemenuhan gizi, mencegah stunting, mengurangi pengeluaran, sumber pendapatan, ikut dalam climate change, mengendalikan Inflasi.
"Dan yang lebih penting DKP terlibat dalam kegiatan edukasi dan pemberdayaan masyarakat khususnya keluarga sasaran. Lokus kami di 21 Kecamatan dan 30 Desa. Dengan sasaran 500 Baduta dan 150 Bumil", tandasnya.
Lokus Stunting melalui program tersebut menyasar 16 Kecamatan 43 Desa dengan sasaran sebanyak 500 Bayi dibawah dua tahun dan 150 Ini Hamil Kekurangan Energi Kronis (KeK).
"Harapan kami melalui program melayani ini target penurunan angka anak Stunting di Lombok Timur tahun ini bisa tercapai ", tutupnya.(red)
No comments:
Post a Comment