Photo Tokoh Pemuda Deni Rahman (Kiri) dan Arsa Ali Umar (Kanan). Dokumentasi Jum'at (15/03/2024). |
Lombok Timur - Saat Ini Pejabat (PJ) Bupati Lotim dinilai mampu menahkodai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkup Pemda Lotim. Namun ada satu hal yang disayangkan, yakni PJ. Lotim Drs. H.M.Juaini Taofik terkesan 'One Man Show'.
Semestinya, para pejabat yang ada dibawahnya bisa mengeluarkan ide atau gagasan lalu mengimplementasikannya untuk kemajuan Lombok Timur agar Pj.Bupati tidak terkesan bekerja dan mengeluarkan ide sendirian.
Seperti salah satu idenya mengangkat ASN sebagai Kepala Pasar guna menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD). Bisa jadi, ide tersebut datang karena adanya kepentingan atau Dinas terkait dalam hal ini Dinas Perdagangan Lotim dinilai tidak mampu menutupi kebocoran dari retribusi Pasar.
Hal itu disampaikan Deni Rahman salah seorang Tokoh Pemuda dan pengamat kebijakan Pemda Lotim saat dikonfirmasi Media ini Jum'at, (15/3/2024).
"Hanya beliau kami lihat memiliki ide gagasan yang baru, misal gagasan Kepala Pasar di Pimpin ASN yang mampu kemudian meningkatkan Hasil Retribusi setiap pasar", tuturnya.
Bagi Bung Deni sapaan akrabnya, belum terlihat gagasan baru yang muncul dari Pembantu - pembantu PJ. Bupati sekelas Kepala Dinas yang bisa menjadi narahubung yang baik yang bisa mematik roda birokrasi berjalan seperti yang diharapkan.
Ia melihat sejauh ini para pejabat Eselon II di Lingkup Pemda Lotim masih terkesan berjalan Normal dan miskin ide atau gagasan alias jalan ditempat.
Disamping itu, ia juga menyebut seperti halnya Kepala Dinas Pendidikan Lotim yang menuju 2 Tahun masa pengabdiannya. Selama ini dianggap belum memiliki terobosan baru yang bisa membangun kemajuan pendidikan dan mengatasi masalah bangunan rusak bangunan sekolah. Seperti kerusakan sekolah yang beberapa waktu lalu tersebar di beberapa grup media sosial di Kecamatan Jerowaru.
"Saya hanya melihat dan tau kayak tidak ada trobosan yang signifikan alias berjalan normal normal aja", ucapnya.
Bung Deni bahkan berharap kepada PJ.Bupati H.M.Juaini Taofik agar melakukan penyegaran Pejabat yang sedari awal sebelum menempati posisi Kadis sudah memiliki ide dan trobosan baru biar benar benar segar dan dampaknya dirasakan masyarakat.
"Semua pejabat Kadis berpotensi diganti jika PJ. Bupati menginginkan walaupun membutuhkan Rekomendasi Pusat, Kami yakin dengan alasan yang Logis dan rasional akan memudahkan Keluarnya Rekomendasi pusat", tegasnya.
Orang yang juga menjabat sebagai Pengacara ini juga menambahkan sudah saatnya untuk jabatan Kepala Dinas PJ.Bupati menempatkan figur-figur yang memiliki ide gagasan yang cemerlang seperti ide gagasan yang selama ini lakukannya sebagai 'One Man Show'.
"Kalau Pak Pj. Bupati punya program yang baru atau tambahan misalnya yang dirasa tidak mampu dikerjakan oleh Kadis yang sekarang ya jgn ragu untuk disegarkan", pintanya.
Mengingat dia melihat di bidang pendidikan atau bidang lainnya perlu adanya penyegaran oleh Pj. Bupati Lotim untuk lebih memaksimalkan kerja Kedinasan.
"Misal bisa menjadi salah satau alasan pergantian, sangat tergantung pada atasan untuk menilai kinerja pembantunya", tandasnya.
Masukkan lainnya datang dari Tokoh Pemuda Lombok Bagian Selatan Arsa Ali Umar yang meminta kepada Pj. Bupati agar menempatkan para ASN pembantunya sesuai makom nya atau sesuai bidang keahlian yang dimiliki.
"Orang di posisi dan jabatan apapun namanya di Dinas apalagi ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang merupakan Dinas Vital untuk membentuk SDM di Lombok Timur maka harus melihat prinsip The Right Man On The Right Place", ucap Ketua LSM GERAK NTB itu.
Mengingat imbuh Arsa dirasa penting jika Pj. Bupati Lotim menempatkan orang pada tempat yang sesuai dengan kapasitas. Dengan melihat dari sisi yang IDEAL bukan POLITIS semata yaitu sisi Kapasitas, Record dan Prestasi dari orang yang akan di jadikan Pengganti di Dinas Dikbud tersebut nantinya.
Terakhir Arsa juga menyinggung pejabat dari daerah tertentu agar ditiadakan lagi demi membangun keharmonisan dalam dunia birokrasi.
"Harus memprioritaskan Wilayah di luar Desa Rumbuk supaya tidak terkesan Nepotisme atau populer dengan julukan DRS alias Dari Rumbuk Saja", pungkasnya. (red)
No comments:
Post a Comment