LOMBOK TIMUR - Wakil Rektor III Institut Agama Islam Hamzanwadi (IAIH) Pancor Kabupaten Lombok Timur Dr. H. Abdul Hayyi Akrom M.M.Pd menyambut baik gagasan Ganjar Pranowo untuk mengadakan layanan Mental Health di Kampus - Kampus
Isu perihal kesehatan mental anak muda memang menjadi persoalan yang dihadapi bangsa saat ini, apalagi dalam menuju Indonesia Emas di tahun 2045 ke depan.
Oleh karenanya, apa yang disampaikan Ganjar Pranowo yang juga merupakan Calon Presiden (Capres) itu dinilai sangat sesuai dengan apa yang dibutuhkan anak muda saat ini.
Lebih-lebih menurutnya, layanan Mental Health yang disampaikan Ganjar Pranowo pada saat berdiskusi dengan ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia yang tergabung dalam perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara di Universitas dr Soetomo, Surabaya beberapa waktu yang lalu itu saat ini sudah mulai diterapkan di IAIH Pancor.
"Kami sebenarnya sudah ada layanan untuk bimbingan konseling, kebetulan launchingnya bulan September kemarin di pendopo Bupati," tuturnya Selasa, (7/11/2023).
Abdul Hayyi menyebut saat ini dari temuan yang kendati jumlahnya masih relatif sedikit namun faktanya banyak persoalan psikologi Mahasiswa atau Mahasiswi yang terjadi di lingkungan kampus seperti di IAIH Pancor.
Dia meyakini, persoalan itu nyaris menyeluruh terjadi di setiap kampus yang ada di Indonesia.
Ini juga tambah dia, diakibatkan oleh beragam persoalan yang dihadapi para mahasiswa atau mahasiswi baik yang datang dari internal kampus maupun internal pribadi Mahasiswa atau Mahasiswi.
"Karena bagaimanapun satu sisi ya mungkin latar belakang kemunculan stress dan sebagainya itu banyak, tapi syukur-syukur sedikit yang datang dari kampus," tambahnya.
Masih kata Rektor III IAIH ini kendati berasal dari kampus, maka tugas sepenuhnya bagi kampus untuk menciptakan kampus yang nyaman, satu diantara caranya yakni harus memberikan layanan mental health.
Adapun mekanismenya jelas dia nanti pada layanan tersebut para Mahasiswa atau Mahasiswi ini mengadu setiap persoalan yang dihadapinya. Artinya, bukan hanya persoalan yang ada di kampus namun juga persoalan individu dari mahasiswa atau mahasiswi itu sendiri. Dengan begitu imbuh Hayyi, juga akan memberikan pengaruh besar terhadap minat masyarakat untuk melanjutkan studi di kampus.
"Jadi kami terus rapat dengan teman-teman LPM (Lembaga Penjamin Mutu) dalam rangka meningkatkan satu kinerja di konteks akademik terutama semua muara kesibukan ini kan sebenarnya arahnya ujung-ujungnya adalah ke mahasiswa," terangnya.
Hayyi juga menilai, Ganjar Pranowo merupakan calon pemimpin yang memang betul betul merespon apa yang menjadi keinginan dari setiap kampus khususnya IAIH Pancor sendiri.
"Katena bagi saya satu pasangan yang berani ke kampus itu sesuatu yang luar biasa. Saya kira karena dalam konteks sejarah perpolitikan kita itu tidak banyak pemimpin yang berani masuk kampus," katanya.
Akan tetapi, dengan dialog bersama dengan seluruh perwakilan BEM beberapa waktu yang lalu, Ganjar telah membuktikan keberpihakannya terhadap lingkungan kampus.
"Kita tahu bahwa kampus ini menjadi satu
elemen dari kelompok elit terpelajar. Saya kira ketika satu pasangan itu mau masuk ke kampus mau mendengarkan keluhan kampus dan narasi kampus itu satu nilai positif bagi calon pemimpin," tegasnya.
Presiden Mahasiswa IAIH Pancor, Abdul Kadir Jaelani mengatakan pengadaan layanan mental health di lingkungan kampus merupakan bentuk pengoptimalan bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini.
"Karena disampaikan oleh Pak Ganjar
tersebut bahwa kita ini akan menghadapi 2045 atau Indonesia emas, jangan sampai populasi remaja yang produktif itu menjadi bumerang menjadi beban ketergantungan untuk negara, maka perlu memang adanya layanan mental ini," katanya.
Oleh karenanya imbuhnya, mahasiswa juga membutuhkan perhatian bukan hanya dari kalangan civitas akademik namun juga dari pemerintah sendiri.
"Akan tetapi, dia menginginkan apa yang disampaikan Ganjar di depan mahasiswa itu harus dibuktikan", imbuhnya.
Mengingat saat ini kata dia, kesehatan mental di kampus sangat-sangat urgen, dikarenakan banyak mahasiswa atau mahasiswi pengidap kecemasan berlebih baik itu tekanan dari internal kampus maupun internal dirinya itu sangat kuat.
"Hal tersebut sangat berbahaya, bahkan sampai merenggut nyawa, dan rata-rata yang mengalami itu adalah para remaja.
Kendala mereka ini kan nggak mau cerita masalahnya apa, kemudian yang diidap yang dirasakan itu apa sehingga mereka cenderung memendam masalah terutama yang perempuan itu," sebutnya.
Terakhir disampaikannya adanya layanan mental di kampus untuk mahasiswa sangat berdampak baik terutama bagi lingkungan sekeliling kampus. (red)
No comments:
Post a Comment