Lombok Timur_ Bupati H. M. Sukiman Azmy, bersama Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo, meluncurkan program Kelas Keluarga Risiko Stunting (Keris) dan Aplikasi Buat Administrasi Kependudukan Secara Online (Bakso) Rabu, (9/8/2023.
Acara peluncuran berlangsung di auditorium Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Lenek.
Turut hadir dalam acara tersebut Porkopimda dan pejabat terkait se - Kabupaten Lotim seperti Sekretaris Daerah (Sekda) H. M. Juaini Taofik, Kepala DP3AKB H. Ahmat, dan Kepala Dinas Dukcapil H. Sateriadi.
Hasto Wardoyo dalam sambutannya memberikan apresiasi atas upaya Pemerintah Kabupaten Lombok Timur dalam mengatasi stunting melalui program Keris dan Aplikasi Bakso.
Ia menilai kedepan Kabupaten Lotim akan bisa menjadi daerah yang menghadirkan satu angka dan data. Sebab itu, pentingnya kerja sama untuk menghasilkan data yang akurat.
Terlebih Lotim memiliki perhatian khusus dari BKKBN RI sebagai daerah dengan populasi terbesar di Provinsi NTB. Keberhasilan daerah ini mengurangi angka stunting kata dia dapat berdampak positif pada seluruh NTB.
"Intervensi yang ada di sini harus lebih kuat," pintanya.
Hasto Wardoyo menyebut, Pemerintah Kabupaten Lotim mengalokasikan dana yang signifikan untuk penanganan stunting. Dimana alokasi dana tersebut, mencakup program biaya operasional KB dan pendamping lapangan keluarga berencana, dengan total anggaran mencapai 16 Milyar rupiah.
Hasto juga mengomentari perbedaan data antara E-PPGBM dan SSGI. Ia berharap, perbedaan tersebut berkurang siring dengan peningkatan data yang diinput dalam E-PPGBM.
Masih kata Hasto, semangat dan gerakan yang dilakukan Lombok Timur, BKKBN RI optimis bisa capai 14 persen target penurunan stunting 2024.
"Gerakan yang luar biasa dari Lombok Timur. Apalagi Sekda kita muda dan telah punya aplikasi Bakso," tuturnya.
Ditempat yang sama H. M. Sukiman Azmy, mengapresiasi dukungan dan partisipasi ribuan hadirin dari berbagai kalangan masyarakat menyabut kedatangan Kepala BKKBN RI dalam acara peluncuran program tersebut.
Bupati Sukiman Azmy menjelaskan bahwa penanganan stunting adalah fokus utama Pemerintah Daerah Lombok Timur, dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dimana, Data menunjukkan penurunan signifikan dalam persentase gizi buruk, dan pemerintah bertekad untuk terus memperbaiki angka tersebut hingga mencapai target 14 persen pada tahun 2024.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Lotim H. M. Juaini Taofik, menyoroti pentingnya sinergi antara berbagai pihak, termasuk Organisasi Perangkat Daerah, NGO, dan lembaga lainnya, dalam mendukung program ini.
Kak Ofik sapaan akrabnya, mengajak semua pihak untuk bekerja bersama demi mencapai tujuan bersama yang positif.
"Kita harus sukseskan program ini karena kita ingin membuat pahala berjamaah," imbau Sekda.
Kegiatan peluncuran program ' Keris' dan
' Bakso' juga dimeriahkan oleh pembukaan Jambore Tim Pendamping Keluarga, yang menunjukkan semangat untuk menyelesaikan persoalan demografi di Kabupaten Lombok Timur.
Terakhir disampaikannya, kehadiran Kepala BKKBN RI menjadi inspirasi untuk menangani persoalan demografi tidak hanya di Lombok Timur, tetapi juga di seluruh Provinsi Nusa Tenggara Barat. (red)
No comments:
Post a Comment