Jakarta – Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Republik Indonesia, Brigadir Jenderal Polisi R. Ahmad Nurwakhid, M.M., hadir dalam agenda Dialog Tokoh Nasional yang diselenggarakan oleh Rumah Kepemimpinan. Diselenggarakan di Auditorium Rumah Kepemimpinan, dialog tokoh tersebut dihadiri oleh para Peserta Rumah Kepemimpinan secara hybrid (27/7/2023).
Dialog tokoh kali ini bertemakan "Ketahanan Ideologi Menuju Indonesia Emas 2045". Brigadir Jenderal Polisi R. Ahmad Nurwakhid, M.M. mengawali dengan penjelasan mengenai ketahanan nasional.
“Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang meliputi seluruh aspek kehidupan dan bernegara, meliputi ideologi, politik, sosial, ekonomi, budaya, hukum, pertahanan, dan keamanan.”, ujarnya. Kondisi dinamis tersebut dikenal dengan IPOLEKSOSBUDKUMHANKAM. Unsur ini melengkapi bagaimana pemerintah menjalankan good governance dan adanya demokrasi partisipatoris, begitulah ungkapan tambahan dari Nurwakhid.
Nurwakhid membawa peserta untuk memahami bahwa ketahanan nasional dapat diwujudkan melalui ketahanan ideologi oleh masyarakat.
“Ideologi adalah ide, paradigma, pondasi, falsafah, dan arah dalam kehidupan berbangsa, sehingga dalam berbangsa (ideologinya) harus sama. Sebagai bangsa Indonesia kita sudah menyepakati Pancasila sebagai ideologi negara”, kata Nurwakhid.
Oleh karena itu, kata dia Peserta Rumah Kepemimpinan yang merupakan para mahasiswa perlu mengetahui ancaman-ancaman terhadap ketahanan ideologi untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
“Sebagai pemimpin dan kader pemimpin bangsa ini, perlu memiliki sifat komitmen kebangsaan (Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945), toleransi, antikekerasan, akomodatif terhadap budaya dan kearifan lokal, serta mengakui dan menghormati pemerintah yang sah.”, nasihat Nurwakhid kepada Peserta Rumah Kepemimpinan yang hadir.
Beliau mengajak Peserta Rumah Kepemimpinan untuk memaksimalkan peran peserta sebagai mahasiswa dengan ilmu, pengetahuan, dan penguasaan teknologi yang dimiliki agar turut serta menjadikan Pancasila sebagai dasar bernegara, sehingga harapannya Peserta Rumah Kepemimpinan dapat menjadi pemimpin yang moderat sesuai dengan nilai-nilai yang ditanamkan dalam program pembinaan.
Berkenaan dengan radikalisme Nurwakhid menyampaikan bahwa secara prinsip menjadi radikal atau fundamental dalam menjalankan aturan agama itu wajib. Namun ketika dijadikan sebagai faham atau ideologi sehingga tercipta radikalisme dan fundamentalisme maka itulah yang harus dihindari karena sudah muncul manipulasi dan distorsi agama yang dilakukan oleh oknum tertentu.
“Rumah Kepemimpinan menyiapkan generasi masa depan Republik Indonesia melalui program pembinaan kepemimpinan bagi mahasiswa yang kini memasuki usia millenial.”, ungkap Nurwakhid.
Lebih dalam lagi dipaparkannya, kepemimpinan yang dimaksud mengusung prinsip kemoderatan (ummatan wa sathon), berada di tengah, tidak ekstrem kanan atau ekstrem kiri serta menjadi rahmat bagi semesta alam. Di mana hal tersebut tentunya sejalan dengan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara.
Drs. Musholli sebagai Dewan Pembina Rumah Kepemimpinan yang turut hadir pada agenda ini menyambut baik upaya yang dilakukan oleh BNPT khususnya dalam menghadirkan kepemimpinan yang berakhlak, berlandaskan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin, menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan teknologi. Yang mana prinsip-prinsip tersebut telah ditanamkan kepada peserta dan alumni Rumah Kepemimpinan sejak 21 tahun berdiri.(red)
No comments:
Post a Comment