Iring Iringan Dulang Tebolak Beak 3 Desa Kec. Sakra Timur. |
Sakra Timur _ Terlihat iring-iringan masyarakat membawa dulang ke arah Tempat Pemakaman Umum (TPU) Batu Ngereng yang berlokasi di desa Gelanggang, Kecamatan Sakra Timur, Lombok Timur. Acara adat itu menandai berlangsungnya acara Roah 1001 Tebolak Beak, pada Sabtu (18/3/2023).
Acara adat "Roah 1001 Tebolak Beak" sendiri merupakan acara adat masyarakat Sakra Timur, Lombok Timur dalam rangka menyambut dan memeriahkan datangnya Bulan Suci Ramadhan.
Selain juga sebagai ajang bersilaturrahminya masyarakat yang terdiri dari tiga desa yakni Desa Gelanggang, Desa Lepak, dan Desa Sakra Selatan.
"Roah 1001 Tebolak Beak memang sudah menjadi kebiasaan secara turun-temurun masyarakat disini, yang dilaksanakan menjelang tibanya bulan suci Ramadhan," cerita Ketua Panitia Sirhan di lokasi acara.
Tahun 2023 tambah dia menjadi tahun ke -2 acara adat ini digelar, kendati secara tradisi sudah ada dan dijalankan secara individu oleh masyarakat sekitar sejak 7 tahun yang lalu.
Dengan semangat silaturrahmi yang diemban, "Roah 1001 Tebolak Beak" yang dilakukan masyarakat Sakra Timur saat ini sudah menjadi acara tahunan bahkan masuk ke kalender lokal.
Ada hal yang menjadi poin penting pada acara tersebut yakni pilosofi mempersatukan masyarakat yang berasal dari 3 desa untk bersilaturrahmi dengan cara begibung (Makan Bersama). Sehingga melahirkan kebersamaan dan semangat gotong royong dalam setiap kegiatan.
Ditambahkan Sirhan, yang perlu diketahui adalah istilah 1001 Tebolak bukan berarti makna jumlah. Namun istilah itu hadir melihat dari begitu banyaknya masyarakat yang antusias membawa dulang dengan warna khas berwarna merah.
"Untuk itulah kita sebut sebagai Roah 1001 Tebolak Beak, karena tebolak beak adalah bahasa sasak yang berarti penutup dulang yang berwarna merah," kata Sirhan.
Sementara jika dilihat dari prosesi acara "Roah 1001 Tebolak Beak" sendiri memiliki nilai keagamaan yang tinggi. Dimulai dengan silaturrahmi masyarakat, tausiah bersama dengan tokoh agama, kemudian dilanjutkan dengan ziarah kubur dengan dibarengi tabur bunga dan zikir safa'at.
"Jadi begitu sangat luar biasa, intinya didalam filshuf Roah 1001 Tebolak Beak ini adalah semangat kebersamaan, kekeluargaan, silaturrahmi, dan pengajian agama," tuturnya.
Pun begitu dengan pemilihan lokasi, perayaan acara Roah 1001 Tebolak Beak sendiri tidaklah sembarangan.
Lokasi TPA Batu Ngereng sendiri dikarenakan banyak dari para pendahlu masyarakat yang berasal dari tiga desa tersebut dimakamkan ditempat itu.
"Lokasi ni sebutannya TPU Batu Ngereng, jadi tempat ini sentral pemakaman yang ada diwilayah 3 desa. jadi karena disini satu satunya TPU yang dekan dengan jangkauan peziarah maka disinilah sebagai sentral Roah 1001 Tebolak Beak," ungkapnya.
Terakhir dijelaskannya kegiatan pelaksanaan dari Roah 1001 Tebolak Beak sendiri berlangsung dari 7 hari sebelumnya, sebelum hari puncakya tiba.
Sebelum hari puncak biasanya masyarakat akan melakukan bersih-bersih makam atau kuburan, memperbaiki fasilitas makam yang kurang, kemudian malamnya di laksanakan serakalan atau puji - pujian kepada Tuhan yang maha Esa.
No comments:
Post a Comment