Lombok Barat - Raihan Medali emas untuk dua Cabang Olahraga (Cabor) Drumband dan Triatlon Kota Mataram dikritisi untuk dianulir. Pasalnya, selain diduga cacat prosedur, raihan emas dua Cabor yang dimaksud dinilai tidak fair dan atas tekanan dan intervensi dari oknum tertentu.
Atas kejanggalan tersebut, Ketua Kontingen Hj. Nurul Hidayah bersama Ketua KONI Lobar H. Suherman dan ke dua peserta Cabor, menyambangi KONI NTB di Mataram Jumat 24/2/23.
Kedatangan mereka dalam rangka menyampaikan protes beberapa Cabor yang diduga bermasalah. Disamping sejumlah persoalan, ditambah juga atlet luar NTB (Jawa_red) yang ikut bertanding pada Porprov kali ini.
Rombongan diterima langsung oleh ketua KONI NTB, Mori Hanafi dan pengurus KONI lainnya. Dalam disksusi berlangsung sedkit hangat itu, pihak kontingen Lobar membawa beberapa bukti indikasi cacat. Pertama, proses anulir satu medali Emas Cabor Drumband yang diperoleh Lobar, dinilai tidak sesuai prosedur. Mengingat itu dilakukan dalam waktu yang terbilang singkat, begitu mendapatkan tekanan oleh pihak daerah lain.
Menurut Hj. Nurulhidayah, seharusnya melalui proses panjang. Yakni mulai dari adanya pemberitahuan ke pihak Lobar yang kemudian dilanjutkan ke proses sidang arbitrase KONI NTB. Namun itu tidak dilaksanakan sehingga oleh Kontingen Lobar torehan Emas yang diberikan panitia kepada Kota Mataram harus dianulir.
"Kami menilai ada dugaan proses anulir. Medali emas Lobar untuk Cabor Drumband itu cacat, karena itu kami minta emas untuk kota juga dianulir," terangnya.
Ia juga mempertanyakan, integritas dari pihak juri, Panpel yang mengubah hasil pertandingan dalam waktu cepat tanpa prosedur yang jelas. Dan diduga keputusan itu diubah atas tekanan aksi demonstrasi.
Selain Cabor Drumband, pihaknya juga mempertanyakan, indikasi cacat di Cabor Triatlon. Mengingat menurutnya hal yang substansi sebagai acuan dalam pertandingan adalah THB (teknikal Hand book), karena THB itu diubah H-1 pertandingan.
"Itu kami nilai cacat juga karena perubahan THB, itu merubah semua, termasuk venue, batas usia, jadwal pertandingan, jumlah hari perlombaan,"tegasnya.
Sehingga ia pun meminta agar perolehan emas Mataram dianulir, mengingat pihak kontingen Lobar menyampaikan protes bukan tak mau menerima kekalahan. Namun bagiamana agar marwah Sportivitas Porprov ini tetap terjaga. Lebih-lebih dampaknya terhadap Atlet yang menjadi andalan Lobar nanti pada PON tahun 2024 mendatang.
"Kita tidak persoalkan siapa yang kalah dan menang, tapi kami jangan sampai dizolimi" tambanya.
Ditempat yang sama Wakil Ketua kontingen, Baharudin menambahkan ada proses dan tahapan yang tidak dilalui dalam Porprov kali ini. Yaitu, proses penetapan keabsahan atlet secara keseluruhan. Sehingga tidak bisa dilihat atlet yang bermain di masing-masing daerah.
"Kalau itu dilakukan, maka tidak terjadi masalah seperti ini, padhal setiap Poprpov ini dilaksanakan,"jelas dia.
Sementara itu, menanggapi hal itu Ketua KONI NTB Mori Hanafi mengatakan, terkait tuntutan dari Kontingen Lobar akan dibahas lebih lanjut. Untuk drumband, akan dilakukan pertemuan lagi menghadirkan para pihak terkait, supaya kata dia proses dan perlakuannya fair antara Mataram dan Lobar.
"Nanti dibuka lagi video pertandingan, biar fair,"jelas dia.
Namun Pihaknya menapik jika perubahan medali itu atas tekanan atau intervensi. Pihak Koni kata dia, tidak ikut-ikutan. Kecuali nanti kasus tersebut masuk dalam sengketa arbitrase, barulah KONI yang memutuskan.
Hal serupa juga untuk Cabor Triatlon, kata dia akan dilakukan proses pembahasan lebih lanjut dengan menghadirkan pengurus Cabor, Panpel, pengurus provinsi dan KONI sendiri. (Red)
No comments:
Post a Comment